Click Here To Subscribe Via Email
Tuesday, September 15, 2015
Baking Soda: Teman Semua Pasien Kanker
Couch ModePrint It
Sel kanker punya pH lebih rendah daripada jaringan sekitarnya.
Seakan belum cukup memalukan bagi dokter onkologi mempelajari bahwa bahan sesederhana sodium bikarbonat (soda kue) penting dalam penanganan kanker, mereka kini perlu menelan penelitian yang menunjuk pada fakta bahwa bikarbonat juga dapat digunakan untuk mendiagnosa kanker pada tahap-tahap awalnya. Dokter onkologi paham bahwa bikarbonat penting untuk melindungi pasien mereka dari keracunan dan kerusakan oleh bahan kimia beracun yang digunakan dalam kemoterapi. Mereka juga tahu ia amat sangat berguna bagi pasien yang menerima penanganan pengobatan radiasi untuk melindung ginjal dan jaringan tubuh lainnya dari kerusakan radioaktif.
Dokter onkologi juga seharusnya tahu bahwa alkalinisasi ekstraselular yang didorong oleh bikarbonat membawa peningkatan signifikan dalam efektifitas terapeutik beberapa agen kemoterapi tertentu. Berbagai studi menunjukkan bahwa pH ekstraselular dalam kanker lebih rendah dibandingkan jaringan normal dan pH asam mendukung pertumbuhan tumor dalam kanker primer dan metastatik. Bagian luar pH tumor padat itu bersifat asam sebagai dampak dari peningkatan metabolism glukosa dan perfusi rendah. Keasaman tingkat pH telah menstimulasi serangan sel tumor dan mestasis in vitro dan dalam sel sebelum injeksi in vivo tail vein[?].
Para peneliti telah menyelidiki asumsi paling masuk akal bahwa peningkatan sistemik konsentrasi buffer pH menyebabkan berkurangnya intratumoral dan peritumoral asidosis dan, sebagai hasilnya, akan mencegah pertumbuhan yang ganas. Telah ditunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi serum sodium bikarbonat (NaHCO3) dapat dicapai melalui oral. Para peneliti ini menemukan bahwa penurunan konsentrasi keasaman tumor secara signifikan mengurangi pertumbuhan dan serangan tumor tanpa mengubah pH darah atau jaringan normal lainnya.[1]
Sodium bikarbonat oral secara selektif meningkatkan pH tumor dan mengurangi terbentuknya metastase spontan pada tikus penderita kanker dada metastatik. Terapi NaHCO3 juga mengurangi kecepatan keterlibatan kelenjar getah bening dan mengurangi secara signifikan terbentuknya metastase hepatik. Keasaman tingkat pH telah memperlihatkan peningkatan pelepasan cathepsin B aktif, sebuah protease remodeling matrix penting.[2]
Kita tahu bikarbonat yang terlarut dalam air dengan mudah berubah menjadi CO2 ketika masuk ke perut, tapi hanya sedikit yang tahu bahwa jaringan kanker merubah bikarbonat menjadi karbon dioksida (CO2). Beberapa tahun yang lalu sebuah tim United Kingdom Cancer Research menemukan bahwa scan MRI mampu melacak perubahan karbonat sehingga mengidentifikasi kanker bahkan di tahap-tahap awalnya.
Semua sel kanker punya pH lebih rendah, artinya itu lebih asam dibandingkan jaringan di sekitarnya. Uji coba pada tikus, para peneliti meningkatkan sensitifitas MRI lebih dari 20.0000 kali. Menggunakan MRI, mereka mencoba melihat berapa banyak bicarbonat yang diubah menjadi karbondioksida dalam tumor. Dalam tumor yang lebih asam lagi, lebih banyak bikarbonat yang diubah menjadi karbon dioksida.
Kepala riset, Professor Kevin Brindle, di Riset Kanker—Institut Riset Cambridge Inggris, Universitas Cambridge, mengatakan: “Teknik ini dapat digunakan sebagai system peringatan dini untuk tanda-tanda kanker. Dengan memanfaatkan sistem keseimbangan pH alami tubuh, kita telah menemukan potensi cara aman mengukur pH untuk melihat apa yang terjadi di dalam diri pasien. MRI dapat mendeteksi level pH abnormal yang ditemukan dalam kanker dan ini dapat digunakan untuk menentukan dimana penyakit itu berada dan kapan ia merespon terhadap pengobatan yang diberikan.”
[1] CancerResearch 69, 2677, March 15, 2009. Published Online First March 10, 2009; doi: 10.1158/0008-5472.CAN-08-2394.
[2] Cancer Res 2009; 69(6): 2260-8
Click Here For Smileys :D
:D
:)
:[
;)
:D
:O
(6)
(A)
:'(
:|
:o)
8)
(K)
(M)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment