Gula ternyata banyak memicu masalah kesehatan. Diabetes,
obesitas dan Alzheimer adalah beberapa penyakit yang dipicu konsumsi gula
berlebihan. Tapi konsumsi gula perkapita terus naik di seluruh dunia.
Memicu Diabetes
Gula diubah jadi lemak dua hingga lima kali lebih cepat dibanding
karbohidrat. Kandungan fruktosa dari gula juga dimetabolisme dalam hati menjadi
lemak hati yang bisa memicu resistensi insulin. Akibatnya: muncul Diabetes tipe
2 yang diidap seumur hidup.
Meningkatkan Risiko Alzheimer
Konsumsi tinggi gula meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Hasil riset 2013
menunjukkan, resistensi insulin dan tingginya kadar darah yang memicu diabetes,
terbukti juga meningkatkan risiko degeneratif sistem saraf yang berkait erat
dengan Alzheimer.
Merusak Flora Usus
Flora usus yang sehat membantu pencernaan dan melindungi organ pencernaan
dari bakteri perusak. Makin banyak gula di dalam usus, membantu bakteri
penyebab penyakit, jamur dan parasit berkembang biak cepat. Dampaknya: perut
kembung, sembelit hingga buang air terus-menerus.
Risiko Kanker Naik
Sel tumor perlu banyak gula untuk berkembangbiak. Professor Lewis Cantley
dari Harvard Medical School meneliti peran gula dan munculnya kanker. Ahli
biokimia ini berasumsi konsumsi, tinggi gula mendorong munculnya kanker. Saran
Cantley: sedapat mungkin kurangi konsumsi gula.
Mempercepat Penuaan
Glykation adalah penggulaan jaringan kulit. Dampaknya: molekul gula menempel
pada serat kolagen yang memicu pengapuran jaringan. Elastisitas kulit menurun
drastis, unsur beracun sulit dibuang lewat kulit dan sel menua dengan cepat.
Dengan kulit kering dan mengerut, kita kelihatan lebih tua dari umur
sebenarnya.
Membuat Kecanduan
Otak pengidap obesitas bereaksi terhadap gula mirip seperti pada pecandu
alkohol. Untuk mengetes apakah Anda tidak kecanduan gula, jangan konsumsi minuman
ringan bergula tinggi dan makanan manis-manis. Jika setelah puasa makanan dan
minuman manis dua hari Anda sakit kepala, jantung berdebar dan merasa perlu
makan yang manis-manis, artinya Anda kecanduan gula.
Mempengaruhi Emosi
Gula dalam jumlah sedikit memicu serotonin unsur yang membuat perasaan
gembira. Tapi jika terlalu banyak, gula justru memicu perubahan mendadak pada
nilai gula dalam darah, yang bisa menyebabkan mudah tersinggung dan emosi tak
stabil. Juga bisa muncul depresi dan rasa takut tak beralasan.
Membuat Agresif
Terlalu banyak konsumsi gula membuat agresif. Pada anak-anak pengidap
sindrom hiperaktivitas dan kesulitan konsentrasi (ADHD), asupan gula kadar
tinggi makin membuat mereka tak mampu berkonsentrasi, tidak bisa diam dan
cenderung agresif.
Melemahkan Kekebalan Tubuh
Kadar gula terlalu tinggi, membuat sistem kekebalan tubuh kesulitan
memerangi bibit penyakit. Sesaat setelah konsumsi gula, efektifitasnya turun
hingga 40 persen. Gula juga memusnahkan khasiat Vitamin C yang dibutuhkan sel
darah putih untuk memerangi bibit penyakit. Gula juga cenderung memicu
munculnya peradangan dalam tubuh.
Menurunkan Kinerja Memori
Riset di RS Charité di Berlin menunjukkan, tingginya kadar gula darah
sebabkan mengecilnya Hipocampus, yakni bagian otak yang penting bagi memori
jangka panjang. Dalam ujicoba, orang yang kadar gula darahnya normal
menunjukkan prestasi mengingat jauh lebih baik dibanding yang kadar gula
darahnya tinggi.
No comments:
Post a Comment